PENDIDIKAN
GEOGRAFI DI INDONESIA MENUJU PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
Oleh:
Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S.
Fakultas
Geografi UGM
Ketika Geografi Indonesia sudah tidak dikenalkan
kepada bangsa Indonesia secara menyeluruh, yang paling dulu terjadi adalah buta
wilayah dan/atau ketidakpedulian terhadap wilayah Indonesia yang berakhir pada
kehilangan identitas diri (karakter bangsa). Sebab pada hakekatnya , geografi
Indonesia menjadi induk ibu pertiwi (sentral) dan perisai diri dalam setiap
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Seluruh wilayah Indonesia, kecuali yang telah
dikuasai oleh penjajah lain seperti bangsa Jepang, Portugis, dan Inggris.
Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan simpati raja-raja di Indonesia
adalah dengan cara memihak yang lemah, dan dengan cara liciknya akan memberikan
batuan asal ada upahnya yang berupa sebidang lahan. Bangsa Indonesia tidak
sadar oleh tipu daya penjajah Belanda karena cara yang digunakan sepertinya
betul-betul membantu padahal senjata yang digunakan adalah politik “memecah
belah” dan/atau “adu domba” dan/atau “kambing hitam” dan/atau “sapi perahan”
dan masih banyak lagi tipu muslihat yang dimilikinya.
Sejarah (kuno) menunjukkan bahwa pada abad XII pada
zaman keemasan Kerajaan Singasari (Jawa Timur) yang dipimpin oleh Sang Raja
Kertanegara telah dapat menyatukan “Wilayah Nusantara” (Negarakertagama Canto
42) yang meliputi Malaysia, Champochea, China (Champa), Philipina, dan
sekitarnya. Surutnya Kerajaan Singasari kemudian diteruskan oleh Kerajaan
Majapahit Yang dipimpin oleh Sang Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada
(dengan ketenaran dalam Sumpah Palapa), walaupun tidak seluas “Wilayah Nusantara”,
pengaruh budaya Kerajaan Majapahit masih membawa keharuman dan kewibawaan
Bangsa Indonesia. Apabila diambil hikmahnya pemikiran kedua Raja Besar tersebut
telah menjangkau wilayah geografi (Wilayah Nusantara) sebagai satu kesatuan
budaya dengan tujuan membentuk karakter bangsa Indonesia. Surutnya Kerajaan
Majapahit berdiri Kerajaan Mataram, bangsa Indonesia dapat dikuasai oleh
penjajah asing, mulailah terpecah-pecah, terkotak-kotak, dan terkoyak-koyak
oleh penjajahan Kolonialis Belanda. Dengan daya tipunya yang hebat Mataram
dipecah menjadi dua, yaitu Mataram Surakarta Hadiningrat dan Mataram
Ngayogyokarta Hadiningrat (pada abad XVII atau Tahun 1755).
Wilayah geografi
Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda telah terpetak-petak, sedikit demi
sedikit, sejengkal demi sejengkal dikuasai dengan cara sebagai upah atau
pengganti atas kebaikannya dalam memberikan bantuan untuk dapat mengalahkan
saudaranya (bangsa) sendiri. Belanda berhasil memecah belah wilayah geografi
Indonesia untuk merusak jati diri (karakter) bangsa Indonesia. Akhirnya pihak
Belanda dapat menguasai.
Peneliti adalah Guru besar di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM)
0 Komentar