Prof. Dr. Sugeng Utaya, M.Si
pada 14 Februari 1961 di Yogyakarta yang merupakan dosen sekaligus guru besar
pada bidang geografi fisik di Universitas Negeri Malang (UM). Riwayat
pendidikan yang sudah beliau tempuh antara lain :
1. SD Pakualaman I Yogyakarta
1975
2. SMP BOPKRI IX
Yogyakarta 1978
3. SMA Negeri 6 Yogyakarta 1981
4. Strata 1 (S-1) Fakultas
Geografi UGM Yogyakarta 1986
5. Strata 2 (S-2) Program Studi
Ilmu Lingkungan, PPS UGM Yogyakarta.
1993
6. Strata 3 (S-3) Program
Doktor Ilmu Pertanian, Minat Studi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, PPS Unibraw Malang. 2008
Selain aktif dalam menghasilkan karya-karya ilmiah beliau juga mengajar di
Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Pascasarjana Universitas Negeri Malang Prof.
Dr. Sugeng Utaya, M.Si juga mendapatkan amanah sebagai Wakil Direktur II
Pascasarjana UM. Meskipun banyak sekali kesibukan yang beliau emban bukan menjadi halangan untuk bisa menorehkan
berbagai prestasi, hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang sudah diperoleh
seperti sebagai Dosen Teladan I Tingkat Fakultas FPIPS Tahun 1998, Dosen
Teladan II Tingkat Institut IKIP Malang Tahun 1998 hingga pada tahun 2011 beliau
dikukuhkan sebagai guru besar bidang geografi fisik dan sempat memberikan
pidato pengukuhannya dengan judul “Pengendalian Keseimbangan Air Tanah Di Kota
Dengan Pendekatan Geografi”
Secara garis besar isi
pidato ini, beliau mengungkapkan bahwa masalah air tanah di kota karena sumber
daya air yang sangat dibutuhkan manusia apalagi kondisinya semakin hari semakin
mengkhawatirkan. Secara kuantitas dari hari ke hari jumlah ketersediaannya
semakin menyusut, dan secara kualitas semakin lama kondisinya semakin memburuk.
Apalagi akhir-akhir ini kebutuhan penduduk akan air bersih cenderung semakin meningkat.
Peningkatan kebutuhan air
bersih di daerah perkotaan terutama disebabkan oleh faktor pertumbuhan penduduk
dan perkembangan sosial budaya masyarakat. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan
jumlah pengguna air semakin bertambah banyak, sedangkan perkembangan sosial
budaya mengakibatkan jumlah kebutuhan air per-kapita semakin meningkat. Dengan
demikian pada kota yang telah berkembang
dan semakin modern, maka kebutuhan air bersih akan semakin besar. Peningkatan jumlah kebutuhan air bersih
berdampak pada meningkatnya eksploitasi air tanah di kota.
Eksploitasi air tanah
dilakukan baik pada air tanah bebas/dangkal maupun air tanah tertekan/dalam. Pada
dasarnya penyusutan cadangan air tanah di kota hanya dapat ditanggulangi dengan cara pengimbuhan air buatan meskipun
upaya pengimbuhan air tanah buatan harus mempertimbangkan faktor kondisi fisik
lahan. Selain itu upaya pengendalian keseimbangan air tanah bukan hanya
menjadi tugas pemerintah kota semata,
tetapi juga menjadi tanggungjawab semua
penduduk kota; maka pengetahuan tentang lingkungan hidup terutama yang
menyangkut masalah sumberdaya air menjadi penting untuk dimasyarakatkan.
Sehubungan dengan itu,
pendidikan lingkungan khususnya materi tentang sumberdaya air penting diberikan
kepada siswa sejak TK, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Bahkan, pendidikan
lingkungan perlu diberikan melalui pendidikan non-formal bagi masyarakat umum.
Hal tersebut agar masyarakat
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya menjaga sumberdaya air
demi kelangsungan kehidupan penduduk kota. Pada mata pelajaran geografi di SD,
SMP, dan SMA, materi tentang sumberdaya air sudah ada; Sedangkan di Perguruan
Tinggi materi sumberdaya air sebagai salah satu komponen geografi fisik
juga sudah diberikan, bahkan
wajib muncul sebagai suatu matakuliah tersendiri, ungkap beliau.
0 Komentar