Prof. Johan Silas Tokoh Peduli Lingkungan

7:40 PM


Nama Johan Silas sudah tidak asing lagi di telinga para arsitek, urban planner dan ranah permukiman. Terutama di Surabaya. Meskipun lahir di Samarinda dan besar di kota lain, Johan Silas mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk pengembangan tata kota Surabaya dan keberlanjutan lingkungan. Beliau yang sudah pensiun dari kegiatan mengajar di Arsitektur ITS masih selalu sibuk dengan kegiatan perencanaan kota, pembenahan permukiman, perbaikan kampung, dan semacamnya.Johan Silas juga masih belum bisa melepas kegiatan berbagi ilmu dan informasi dengan dunia pendidikan. Ia masih menjadi dosen pembantu untuk pasca sarjana Arsitek ITS. “Mengajar dan bertemu dengan para mahasiswa itu kebagiaan tersendiri buat saya. Saya selalu berusaha memberikan informasi terkini di dunia untuk anak-anak (mahasiswa). Mereka yang akan meneruskan pengembangan kota dan lingkungan ini.”
Johan Silas selalu aktif menggerakkan dan mengajak berbagai elemen baik dari pemerintahan, kalangan pendidikan dan warga Surabaya untuk menjaga dan mengembangkan kelestarian kota Surabaya, terutama kampung dan ruang terbuka hijaunya. Beliau merupakan salah satu pelopor program perbaikan kampung, atau lebih dikenal dengan Kampung Improvement Program (KIP) yang sudah dimulai sejak tahun 1968. “Kampung di Surabaya itu menjadi identitas kota ini. Oleh karena itu kampung-kampung di Surabaya harus dilestarikan, dijaga benar. Saya gak akan membiarkan kampung di kota ini hilang karena adanya real estat dan pembangunan baru. Karakter masyarakat Surabaya itu ada di kampung,” ujar Johan Silas di tengah kuliahnya.
Profesor yang sudah keliling dunia ini selalu menegaskan bahwa kampung bisa mengangkat citra kota. Hal ini terbukti dengan Surabaya yang sudah berulang kali mendapatkan penghargaan baik nasional hingga internasional menjadi pioneer perbaikan kampung dengan mengubah citra kampung yang miring. Masih banyak yang menganggap bahwa kampung identik dengan wilayah yang padat penduduk, kotor, semrawut, bahkan kumuh. Saat ini justru kampung-kampung di Surabaya berlomba untuk menjadi kampung unggulan dengan berbagai karya dan prestasi mereka masing-masing. Johan Silas mengaku sangat bangga karena kampung di Surabaya masih jauh relatif lebih baik daripada kota besar lain seperti Jakarta dan kota besar lain.
Kepeduliannya terhadap lingkungan tidak hanya diterapkan di Surabaya saja. Beliau masih aktif di berbagai organisasi yang concernterhadap lingkungan, baik skala lokal dan internasional. Beberapa waktu lalu beliau berkesempatan untuk merapatkan Habitat III di Jakarta.
“Seharusnya bukan saya dan teman-teman yang sudah tua yang merumuskan ini. Kalian semua yang harusnya memulai dari sekarang karena ini menyangkut keberlanjutan lingkungan sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang,” koar Johan Silas kepada para audience.

Johan Silas mengaku saat ini merasa menjadi pensiunan super sibuk karena meskipun sudah berusia lanjut beliau masih saja bepergian dari satu kota ke kota lain bahkan negara lain untuk memberikan sumbangsih ide, kuliah dan ilmu kepada banyak kalangan terkait dengan tata kota, pembangunan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Saat ini, selain aktif berbagi ilmu di perguruan tinggi dan instansi-instansi, Silas masih aktif menulis di berbagai media dan masih menghasilkan beberapa buku. Pengetahuannya tentang perumahan, permukiman, perkotaan, dan lingkungan dihasilkan dari di Inggris, Belanda, Jepang, Prancis, dan Jerman dan menjadi konsultan sejumlah pemerintah daerah dan lembaga-lembaga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, dan sebagainya.
Karya-karyanya sudah banyak yang terbit hingga ke luar negeri, antara lain, Readings on Community Participation (IBRS), Low Income Housing in Developing Countries (London), Land for Housing The Poor (AIT), Housing Policy and Practice in Asia, Methodology for Land Market and Housing Analysis (UCL London, 1993), Living and Working in Cities (HFB-Berlin, 1993) serta buku-buku lainnya.




Previous
Next Post »
0 Komentar